PELESTARIAN SARUNG TENUN PADA MASYARAKAT DI DESA BALASUNA KECAMATAN KALEDUPA KABUPATEN WAKATOBI

Authors

  • evi ardianti Universitas Halu Oleo
  • Ali Hadara Universitas Halu Oleo
  • Irawaty Irawaty Universitas Halu Oleo

DOI:

https://doi.org/10.36709/jpps.v8i2.53

Abstract

Abstrak: Tujuan Peneltian ini adalah :  1) Untuk menjelaskan proses pembuatan sarung tenun tradisinonal di Desa Balasuna Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. 2) Untuk menjelaskan motif dan makna simbol sarung tenun pada masyarakat di Desa Balasuna Kecamatan Kaledupa. 3) Untuk Mendeskripsikan upaya pelestarian budaya sarung tenun tradisional pada masyarakat di Desa Balasuna Kecamatan Kaledupa. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. 2) Teknik analisis data, melalui reduksidata melalui penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses pembuatan sarung tenun tradisional di Desa Balasunan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi yaitu dilakukan dengan tiga tahap, yaitu a) proses persiapan benang b) proses menenun c) proses tahap akhir. Selain itu proses pembuatannya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, orang orang terdahulu memintal benang sendiri, warnanya pun masih menggunakan bahan tradisional dari buah buahan hutan, batang pohon ataupun akar akar yang dikeringkan kemudian ditumbuk sampai halus. Namun sekarang para penenun membeli benang dan pewarna dari para penjual yang ada di pasar tradisional Wakatobi. 2) Motif dan makna simbol sarung tenun pada masyarakat di Desa Balasuna Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi digolongkan kedalam motif geometris yang terdiri dari unsur unsur garis lurus, garis zigzag, dan garis melengkung.komposisi garis garis simetris berupa garis lungsi dan garis pakan yang saling menyilang membentuk pola kotak kotak seperti papan catur. Beberapa motif di Desa Balasuna, yaitu a) motif Kasopa Jupu, b)  motif posiku, c) motif rante, d) motif Ra Atiba dan e) motif Pa’a.  3) Upaya Pelestarian Sarung Tenun Tradisional Pada Masyarakat Di Desa Balasuna Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi yaitu (1) memodifikasi kain tenun dan dapat dikolaborasi dengan tenun karena jenis disetiap daerah berbeda, (2) menggunakan kain tenun dengan cara memakai kain tradisional di acara-acara resmi dan (3) meggali, mengkaji dan mengaktualisasikan tenun yaitu dengan cara mempromosikan tentang dasar sarung tenun tradisional khas wakatobi.

 

Kata Kunci : Pelestarian, Proses Pembuatan, Motif, Makna Simbol.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Indriya, R. Dani. 2010. Cantik Bergaya dengan Batik dan Tenun. Penerbar Plus. Jakarta

Firmando, Harisan Boni. 2021. “Kearifan Lokal Tenun Tradisional Ulos Dalam Merajut Harmoni Sosial Di Kawasan Danau Toba.” JSDS: Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial 1, no. 1: 1–18. https://ojs.unimal.ac.id/dialektik.

Fitrisari, Marselina Fitrisari dan M. Suryadi. 2020. “Proses Pembuatan Sarung Goyor Di Kabupaten Pemalang.” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9: 1689–99

Kardius Richi Yosada, Avelius Dominggus Sore, Novela Imberta Nora. 2017. “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Tenun Sidan Di Desa Bajau Andai, Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Pendidikan Ekonomi 2,no. 1: 1–60. https://jurnal.stkip/462

Kartini Parmono. 2016. “Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung.” Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1, no. 1

Rosmini, Rosmini. 2018. “Bentuk Dan Makna Simbolis Motif Sarung Tenun Songket Khas Suku Bima Nusa Tenggara Barat.” Jurnal Bentuk Dan Makna Simbolis Motif Sarung Tenun Songket Khas Suku Bima 1, no. 1: 12. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/17154

Trisna Nurmeisarah, I Gede Sudirtha1, Made Diah Angendari2. 2015. “Tinjauan Tentang Tenun Tradisional Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.” Journal of Chemical Information and Modeling 10, no. X: 1–12

Wulandari, Mega Retno, Yuliana Tamu, and Ina Nuhamara. 2015. “Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Timur Ditinjau Dari Etnomatematika.” Jurnal Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Timur Ditinjau Dari Etnomatematika 36, no. 1: 105–15

Agung Wicaksono. Efektivitas Pembelajaran, (Online) Tersedia: http://Agungprudent.wordpress.com [diakses: 21 Oktober 2016

Anwar dan Andang . 2017. Sosiologi. Bandung:PT Rafika Aditama

A.W Widjaja. (1986) Pelestarian budaya Sunda. Bandung: Ranjabar

Direktor Jendral Kebudayaan (Depdikbud), 1993, Kongres Kebudayaan Tahun 1991

Endarmoko. 2006 .Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Sururi

Fisher. 1979. Simbolis Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Kartiwi. Suwanti.1987.Tenun Ikat Indonesia.Jakarta:Djambatan

Melalatoa.1997. Kebudayaan Sumba dalam Tenun Ikat Dalam Sistem Budaya Indonesia.Jakarta:Premator.

Peter L.Berger. 1990. Tafsir Sosial dan Kenyataan. Jakarta: LP3ES

Ranjabar, Jocabus. 2006.Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: PT Ghalia Indonesia

Samarinda: Perspektif Sejarah Islam..Journal.1.No 1, (2018):El Buhuthi.

Samsir,Nurwati. Pelestarian Seni Budaya Melalui Home Industry Tenun

Sedyawati.1991. Budaya Untuk Masa Depan.Semarang: Yayasan Idayu

Setiawan.2007. Kebudayaan. Jakarta: PT Rajawali

Setiyawan .2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICT. Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative.

Sujarweni, W. Wiratma. 2014. Metedologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Yusuf, Yusmar. 1991, Psikologi Antar Budaya . Bandung:Rosda Karya

Downloads

Published

2023-04-29